LAST TIME : BAGIAN 1 CHAPTER 3



Last Time Bagia 1 : Chapter 3 

sebuah peraturan tak tertulis sudah di bebankan kepadaku, yang menyatakan aku di tugaskan untuk melindungi danau suci ini.
aku penasaran apa yang suci dari danau ini?

hampir lebih dari limaratus tahun, aku tidak pernah meninggalkan tempat ini.
apakah ada yang bertanya apakah aku merasa kesepian?.
jawabanya tentu saja TIDAK.

aku nyaman berada di sini. 

aku menjalani hari-hariku dengan penuh semakat. aku merawat tempat ini dengan sangat baik, sampai aku merasa tidak akan ada mahlik lain yang sanggup sepertiku. 
ini adalah keseharian seorang lidyard cantik. merawat sebuah danau suci. mungkin itu judul buku yang cocok menggambarkan kisahkau. 

sampai, suatu hari aku mendengarkan suara ledakan yang cukup besar di balik bukit.

sesuatu yang sudah lama aku tidak menyaksikan hal seperti ini.
burung-burung dan beberapa hewan kecil berlarian menyelapankan diri.
apa yang harus aku kukan? 

yang aku ketahui, aku akan membunuh siapapun yang mengancam keberadaan danau ini, entah itu iblis, peri, manusia, monster, sampai dewa sekalipun. dan aku percaya diri dengan kemampuanku.

monolog dari seorang lidyard cantik penjaga danau.
.
.
.
.
.
.
Chapter 3 bagian 1.

Alice : dari beberapa hari yang lalu.

aku di kejutkan oleh sesosok monster berbentuk serigala, yang cukup besar. ketika sedang asik memanen jamur, untuk kebutuhan makan ku.
aku bisa merasakan aura mengerikan yang terpancar dari monster itu.
ia lebih mirip monster last bos atau sejenisnya.

aku sudah hampir kelalahan di kejar dan di buru oleh mahluk ini.
andai kekuatanku sudah memadai, aku ingin membunuhnya.

" Hampir saja " sebuah sambaran energi yang di lepaskan mahluk itu hampir membuat lubang di perutku.

aku tidak pernah berpikir untuk mati secepat ini. ini baru beberapa hari yang lalu atau mungkin hampir dua minggu ketika aku meninggal "markas" untuk lebih banyak mencari informasai tentang dunia ini, dan juga meningkatkan kekuatan.

Dan selama itu juga ,aku sedah banyak membunuh berbagai macam jenis monster. dari yang bentuknya bisa aku deskripsikan, sampai yang bisa membuat aku jijik melihatnya.
poin pertarungan ku pun sudah cukup banyak, ku gunakan untuk meningkatkan. kemampuan fisikku.

tetapi untuk mengimbangi gerakan dan juga kemampuan dari monster yang ada di hadapanku sekarang, sudah jelas bahwa pertarungan ini tidak seimbang.

aku berpikir keras untuk bisa mengalahkan monster ini. sayangnya aku tidak menemukan jawaban nya.

Daya tahan Tubuh : 270
Kecepatan : 300
Mana ; -
Skill : 0
Poin : 2500

itu adalah statku sekarang. terlintas di pikiran ku untuk menggunakan semua poin pertarunganku, untuk, meningkatkan kecepatan, dan dari sana aku akan menghabisi mahlik ini.
apakah akan berhasil?

jika aku menggunakan semua poinnya, kecepantanku menjadi 1.550, dengan 1 poin kecepatan setara 2 pion pertarungan.
tetapi apakah kecepatanku mampu mengimbangi mahluk ini, dan aku tidak tau, apakah aku sudah cukup cepat. karena aku juga berpikir untuk meningkatkan daya tahan tubuhku.

"jika berpikir terlalu lama seperti ini, nyawaku bisa langsung melayang " keluhku sebari melompat menghndari serangan.

" Aku sudah memutuskan"

aku meningkatkan kecepatanku dengan mengunakan semua poin pertarungan yang ada.
aku akan menghabisi mahlik ini dengan cepat.

memampaatkan debu yang berhamburan dari ledaknyang ia buat sendiri, dari arah amping kiri mahluk tersebut aku mendabil kuda kuda, ini akan menjadi gerakan penentu. jika ini tidak berhasil. aku akan melarikan diri dari sini, denan menyatakan kalah.

aku mengerakan kakiku seperkekian detik, aku tau bahwa mahluk itu sadar dengan gerakanku.
dan setelah masuk jangkawan pedangku, aku menebaskannya sebanyak mungkin kebagian perut sebelah kirinya.

aku mengkentikan dorongan dari lariku, sebari mengalihkan tubuhku ke arah mahluk itu,
dan sepertinya kemenangan ada di pihakku. aku melihat tubuh mahkuk itu terbelah belah dengan darah yang keluar mengikuti garis tebasan pedangku, dan bediru juga pedangku pun ikut hancur,

aku menarik napas lega, sambil melihat pedang yang aku dapatkan dari para goblin, berhamburan ke tanah. ini sudah kedua kalinya pedangku rusak, dan tinggal dua pedang lagi.
aku berharap bisa menemukan senjata baru.

jendela stat ku muncul dengan menunjukan poin pertarungan dan beberapa benda rampasan sudah di tambahkan, berjumlah 3000 poin,

" hooh" aku sedikit terkejut dengan nilai poinnya. ini adalah poin pertarungan terbannyak yang aku dapatkan dari satu Monster.

aku memutuskan untuk meninggal kan tempat tersebut. dari kejauhan aku melihat sebuah danau di bawah sana. aku tiba-tiba merasakan haus setelah melihatnya aku memutus kan untuk kesana.
sesampainya di sana. aku mengulurkan kedua tangan ku untuk mengambil air dan meminumnya.

" segarnya!!!! "

" aku akan menjadikan tempat ini sebagai "markasku" untuk sementara." kataku sambil memandangi sekeliling danau yang sangat menakjubkan

tiba-tiba aku merasakan sebuah serangan mengarah kepadaku.
aku segera menghindarinya,

"apakah ada orang lain disini" pikirku

" Jika kau tidak ingin nyawa mu menghilang, tinggalkan tempat ini segera!!!"

suara perempuan yang aku tidak tau dari mana sumbernya. memintaku meninggal kan tempat ini.
aku menarik salah satu pedangku yang tersisa untuk berjaga jaga.

" Aku tidak tertarik mengikuti perintah dari seseorang yang bahkan tidak bisa di lihat, aku-----" kata-kataku terhenti setelah serangan terbaru mengarah ke arahku,
aku tidak bisa merasakan sosok yang menyerangku, dan aku juga tidak bisa memastikan secara jelas lokasinya.

aku ingin memancingnya untuk menampakan diri, dan setelah itu aku akan membunuhnya.

" aku bisa merasakan aura membunumu, kau sepertinya percaya diri dengan kemampuanmu" sepertinya di cukup hebat sampai tau niatku.

" adai kau tau saja,, keuatanku lebih unggul darimu, dari sosok lemah yang tidak mau menunjukan mujudnya."

" apa kau pikir bisa membunuhku? dengan pedang yang aku yakin itu didapatkan dari sekelompok goblin"

dia mengetahuinya aku yakin sosok ini bukan orang sembarangan.

" jika kau tidak keberatan aku bisa menunjukannya padamu, aku akan membelah belah tubuhmu" aku mengakhiri kata-kataku dengan sediki menekanan.

angin berhembus di belakangku, muncul sosok, wanita cantik yang aku perkirakan berumur di bawah 30 tahun. bukannya aku sombung atau apa, aku merasa aku tidak kalah cantik dengannya.
tetapi tidak bisa di pungkiri, sosok yang muncul di hadapan ku sekarang sangat mempesona, tubuhnya terlihat terawat dengan baik. rambutnya berwarna hijau muda terurai sampai punggung.

aku melihat dari ujung kakinya, yang tidak menggunakan alas kaki, sampai ke ujung kepala, aku bisa yakin ia tidak menggunakan dalaman.

"aku ingin memilikinya" gumamku dalam hati.

Chapter 3 bagian 2.

pertarunangan sedang berlangsung di antara kami.  entah kenapa aku tidak terlalu serius ingin mengalahkanya. aku hanya menikmati pertarungan yang membosankan ini dengannya.
tidak di bisa di bantah, aku juga menikmati meliahat ia yang berusaha menalahkanku, yang selama ini menghindar, tubuhnya menari dengan indah, sesekali aku melirik de dadanya yang bergoyang kesan kemiari, itu lebih besar dari yang aku miliki.

serta muncul perasaan aneh yang selama ini aku menahanya, aku ingin menyentuhnya. sejauh mana perasaan ini bersarang padaku. aku ingin bersenang senang. aku ingin melakukannya.

sudah berapa banyak jurus yang ia keluarkan, aku sudah tidak bisa menghitungnya, dan kecepatanku sudah cukup untuk mengimbangi gerakannya.

sesekali aku mencium semerbak wangi yang keluar dari tubuhnya. ketika aku menghindari serangan nya. ia tampak sudah semakin kesal, aku bisa melihat dari wajahnya. kekesalan di tambah prustasi karena tidak ada satupun serangan nya yang mengenaiku.

" apa kau hanya bisa menghindar?" keluhnya jengkel.

" aku hanya menguji seberapa kuat lidyard penjaga danau ini, karena danau ini akan sebentar lagi akan jadi miliku " " termasuk yang menjaganya" kataku memprovokasi.

" kau tidak bisa mengklam sebuah wilayah seenak jidatmu!"

" tentu saja aku bisa, salah satu caranya dengan mengalahkanmu. lil "

" haah,,, menalahkamu, kau sangat sombong, untuk gadis yang tidak bisa bertarung. aku sudah menjaga danau ini 500 tahun, aku tidak akan biarkan seseorang merebutnya."

" salah satu buktinya dengan membunuhmu!!!" lanutnya mengancam.
aku berpikir, sepertinya sudah cukup bermain main nya. aku akan menyalaesaikan ini dengan cepat.

ia menyiapkan mantera untuk menerangku lagi, setelah itu aku akan memukul perutnya aku pikir itu sudah cukup untuk mengalahkan kakak kantik ini.

suara ledakan menggetarkan tanah yang di selimuti rerumputan, di abalik ledakan itu aku meluncurkan serangan kepadanya.

" dia cepat" katanya Khawatir setelah melihat aku sudah ada di depannya.

aku mendaratkan pukulan ke arah perut bagian atasnya. aku tau itu sangat sakit, bisa di bayangkan dari suara yang muncul dari pukulan itu.

Lil ter batuk-batuk dan meringkuk kesakitan sambil memegangi perutnya.
aku melihat pakayan bagian bawahnya tersingkap sedikit ke arah atas, aku melihatnya, itu sangat mulus,

"aku ingin merasakannya".

chapter sebelumnya.

last-time-bagian-1-chapter-2.

Chapter Berikitnya.

last-time-bagian-1-chapter-4.

Komentar