LAST TIME : bagian 1



Bagian 1 : alice : monolog.

aku sudah bosan dengan ini. semua yang ku harap kan berakhir mengecewakan.
orang-orang menuntut untuk menjadi seperti yang mereka inginkan. naas nya, aku sendiri mengikuti mereka.
berapa bodohnya diriku, walau aku sendiri tahu, kelak akan di di hianati.
aku sudah bosan dengan semua ini.

hidupku tidak ada artinya, aku depresi, aku lelah, 

AKU INGIN MENINGGALKAN DUNIA INI.



Bagian 1 Chapter 1. : harapan yang terkabul

Aku sekarang berada di sebuah bus, untuk mennyambut masa depan, lewat pendaptaran universitas yang di rekomendasikan oleh  para guru di sekolah menengah akhir.
Aku palingkan wajah ke arah jendela, melihat pemandangan bagus di sebrang jurang yang akan di lewati bus ini,

" Andai saja bus ini terjun ke jurang?" gumamku.

tak berapa lama setelah melewati jembatan, harapanku terkabul.
badan bus oleng ke arah kanan, semua penumpang menjerit histeris, tak terkecuali aku yang coba menyeimbangkan tubuhku, tubuhku gemetar, di sambut dengan lompatan bus ke arah jurang.

" oh, betapa teragisnya hidup singkat dari orang seperti diriku."

aku bisa melihat dasar jurang berbatu di bawa, aku yakin aku akan menjadi korban pertama dari kecelakaan ini. karna posisiku sekarang tepat mengarah kesana, ku gunakan kedua tangan untuk menahan tubuhku ke arah jendela bus yang aku tumpangi.
hanya tinggal hitungan detik, badan bus sebelah kanan membebentur dasar jurang berbatu.

dalam hitungan detik itu juga telapak tangan ku yang menempel di kaca jendela tiba-tiba basah aku berasaan air yang merembes masuk ke arah dalam bus, aku merasakan ke anehan ini, dan merasa bingung cengannya.
dan tanpa aba-aba badanbus membentur dasar jurang, aku mendengar benturan sangat keras diiringi jeritan putusasa penumpang lain.

di lain sisi, aku malah merasakan hal yan berbeda. berbarengan dengan benturannya badan bus dengan dasar jurang, aku berasakan tubuhku berbenturan dengan permukaan air, yang aku sendiri kebingungan dibuatnya.

tubuhku sekarang tenggelam. sisi diriku pasrah menentukan nasib,sisi yang lain ingin diriku selamat.
sisi yang inginaku selamat menang, aku menggetakan tubuhku, untuk mencapai permukaan.
sesampainya di permukaan aku gerakan kepalaku ke kanan dan ke kiri untuk melihat adakah tepi dari tempatku tenggelam, aku melihat di belakang airterjun yang cukup tinggi menyambutku,

suara bisingnya seolah mengatakan selamat datang.
kukayuh kedua tananku untuk sampai ke tepian.

pikiran ku masih kebingungan degan apa yang sudah terjadi, apa ini neraka?  sayangnya tempat ini terlalu indan untuk disebut neraka.
surga? aku tidak sebaik itu.

aku merebahkan tubuhku di tepian sungai, aku masih bisa merasakan tekstur batu yang aku pegang sekarang. yang jelas ini bukan mimpi.
aku menoleh kekanan dan ke kiri, aku merasa ada di tempat yang asing.

dengan serenntak aku bangunkan tubuhku, untuk melihat sekeliling,aku mengingat tentang bus yang aku tumpangi. tapi sepertinya hanya aku yang terdampar disini. apa ini sebuah keberuntungan? atau kesialan yang tertunda yang sedang menungguku?.

aku melihat ke arah langit, dan nampak sesuatu yang menarik, aku melihat penampakan planet lain yang yang terlihat sangat dekat,
aku tersenyum sinis, dan mengambil kesimpulan, sekarang aku sekarang bukan lagi berada di bumi.

aku tidak tahu harus berakaksi seperti apa dengan semua ini? untuk sekarang aku ingin mencari tempat perlindungan.



" Melelahkan ternyata" keluhku sebari memegani lutut

" Apa tidak ada kota atau desa di sekitar sini? hutan ini sepertinya sangat luas"

ketika diriku sedang tenggelam dengan keluh kesahku, insting bertahan hidupku seolah aktif.
aku merasakan kehadiran sosok lain di belakangku. dari arah semak semak, bercampur rasa penasaran dan juga takut, aku mengambil sebuah barang kayu, dan mematahkannya menjadi dua, akan ku gunakan untuk melempar sesuatu yang ada di semak semak tersebut.

dugaan ku benar setelah batang kayu kulemparkan ada seuatu yang bergerak dari semak semak.

" Hampir saja!"
kataku setelah sebuah anak panah melintas yang mengarah ke leherku,
dan tampa pikir panjang aku segera lari dari sana dengan sekuat tenaga.
rasa takutku terkumpul di dadaku dan hampr sampai di tenggorokan, aku sesekali menoleh ke arah semak -semak tersebut dan terdengar suara aneh yang muncul dari sana.

di iringi dengan kemunculan empat sosok yang aku pernah lihat gambarannya sedikit pamiliar .

" Bukanya itu Goblin kan?"

" sedang berada di mana aku sebenarnya? hah,, di dalam komik? atau di sebuah game?"

aku ayunkan kaki ku semakin cepat, dan disusul beberapa anak panah yang di lepaskan oleh mereka.
mereka terlihat bersenang senang, di iringi teriakan aneh dan senyum menjijikan. aku benar benar mengkhawatirkan nasib ku. aku juga bertanya tanya apa yang akan terjadi padaku jika aku di tangkap, di makan? diperkosa? atau gabungan dari keduanya.

beberapa kali anak panah masih berhamburan kearah ku, untungnya tidak ada satupun yan mengenai ku. setelah anak panah mereka habis, aku melihat mereka menghunuskan pedang mereka dari sarungnya. rasa takutku semakin menjadi-jadi.


rasa lelah berlari yang menghampiriku sekarang membuat ku berpikir untuk melawan, apakah aku akan menang?.
aku memutus kan untuk melawan. aku menghentikan langkahku dan terus waspada mereka pun mengkentikan lari mereka dan nampak sedang berkomunikasi,

aku tidak tau harus mengatakan apa, dari ekspresi para goblin ini aku yakin nasibku akan sangat mengenaskan jika aku kalah atau tertangkap.
dengan potongan dahan pohon di tangan ku aku berpikir keras bagai mana caranya bisa mengalahka mereka. bukan nya sombong,aku di SMA sebagai murid yang taat peraturan dan tidak pernah buat masalah. dalam situasi seperti ini, aku memberanikan diri untuk melawan. dan aku memutuskan untuk membunuh mahluk biadab ini sekarang.

pertama, aku akan mengalahkan salah satu dari mereka, dan mengambil pedang dari tangannya. dan aku akan menghabisi sisanya dengan itu.
senjata yang mereka pegang tampak tidak terawat, walaupun aku yakin itu cukup tajam untuk mengiris daging. dan aku khawatir senjatanya di beri racun. pemikiran itu terlintas di kepalaku.

dengan teriakan aneh dari salah satu dari mereka membuatku kaget, mahlik itu melompat ke arahku, untuk memulai pertarungan. di selimuti ketakutan aku dengan susah payah menghindari serangannya. sepertinya dunia ini tidak di rancang dengan adil, pertarungan satu lawan satu yang aku inginkan tidak terjadi, malah berubah menjadi satu lawan empat.

bermodal potongan kayu di tangan, aku menganyunkanya kesana kesini, sudah jelas aku sangat lemah dibandingkan kengan mereka. kenyataan itu di perkuat dengan melompatnya lasah satu goblin di belakangku dan menebaskan senjatanya.
aku bisa merasakan rasa sakit menjalar keseluruh tubuhku. aku mencoba menggapai bagian punggungku dan merasakan dampaknya, aku tidak tau seberapa dalam pedang nya menembus pungungku, namun aku melihat darah di lengan ku,

ini gawat,, sweter dan kaos yang aku kenakan juga robek mengikuti alur tebasan yang mengarah ke pungungku. tapi aku masih bisa bergerak. dengan rasa prustasi, aku kembali mengayunkan batang kayu di tangan ku, aku bisa melihat mereka seolah sudah tau bahwa mereka akan menang melawanku. mereka terlihat sombong dan membanggakan dirinya.

kembali aku berusaha menghindar serangan mereka, dan aku mendapatkan kesempatan untuk memukul salah satu dari mereka,

buuk, pukulanku mengenai pipi sebelah kirinya. disusul dengan tebasan dari goblin yang baru saja aku pukul, dan untungnya aku berhasil menghindar, danai sampai mengenaiku aku yakin perutku akan langsung sobek.

'"seprtinya pukulan tadi kurang  bertenaga,aku akan mencobanya lagi!!!" gumamku dalam hati.

pertarungan yang tidak seimbang ini, aku akan berusaha memenangkannya!.
aku mengayunkan kayu di tangan ku, ke arah belakang kepala salah satu dari mereka, dengan sekuat tenaga. sepertinya itu cukup berdampak padanya, terbukti ia tampak sempoyongan dan akhirnya tersungkur, ia juga melepaskan senjatanya setelah tubuhnya beradu dengan tanah.

tanpa pikir panjang aku mengambilnya dan mengayunkannya ke arah gobblin yang tersungkur.
suara ayunan senjata yang memrobek leher belakan goblin itu membuatku merinding. darah berceceran dari sana. ini bukan waktunya untuk kasihan dan takut, aku harus menyelesai kan pertarungan ini.

dengan susah payah aku membunuh mereka satu persatu,
dan memastikan bahwa mereka benar benar sudah mati.
lututku serasa sudah tidak lai bisa menopang berat tubuhku, dan tanpa kusadari air mataku keluar.

apakah akan bayak hal hal seperti ini?, atau ini yang terakhir, dan jangan bilang ini baru awal.

Chapter selanjutnya.

last time bagian 1 chapter 2

Komentar