LAST TIME : BAGIAN 1 CHAPTER 5

sudah lebih dari satu minggu, setelah aku meninggalkan danau suci yang di jaga Lil.
Sekarang aku berdiri di tepian tebing, di sebrang bawah, aku melihat salah satu bagian kota aridta yang sudah hancur.
Aku berencana menuju ke sebuah Dungeon yang tertulis di buku yang aku baca di perpustakaan milik Lil.
Konon, disini salah satu Dungeon yang sangat jarang di kunjungi manusia, kecuali yang nekat dan ingin mati. Bekas sebuah kerajaan kuno yang di hancurkan oleh pasukan Iblis dengan jumlah yang sangat besar, menenggelamkan peradaban itu menuju ke dalam perut bumi.
Aku bisa membayangkan peperangan besar itu hanya dengan melihat dampak dari kerusakan yang terlihat dari tempatku berdiri.
Dari sini, aku bisa merasakan kengerian, horor dan teror, dari sana. Sebuah tempat yang instingpun berbicara untuk tidak menginjakan kakimu disana.
Tapi aku harus kesana. Demi meningkatkan kekuatan, melatih sekill bertarung, dan memuaskan rasa penasaran. Walau aku juga sudah merasa bahwa malaikat maut sudah duduk menungguku di belakang.
Cukup sulit menuruni tebing menuju kesana, mungkin karena kau salah mengambil jalan. Aku melihat sebuah jembatan cukup besar dan sudah rusak hampir terputus di bawah sana.
Sesampainya di jembatan, dua tiang mengah menungguku, seolah mengucapkan selamat datang bagi tubuh yang akan kehilangan nyawanya. Di belakangku, jalan untuk menuju keluar kota ini, sudah tertutup oleh reruntuhan dua tebing yang menghimpit jalan.
" Apakah itu di sengaja? " gumamku mengambil teori tertutup nya jalan keluar.
Mungkin ada jalan lain, untuk keluar dari kota ini, kalau tidak ada, aku tidak bisa membayangkan kan berapa jumlah orang yang tewas dalam penyerangan Iblis waktu itu.
Aku melangkahkan kaki dengan sangat yakin. Aku tidak akan mati di sini.
Sudah di tengah jembatan, dan hampir 90%, jalan dari jembatan yang di depanku kali ini sudah hancur. Yang di mana sebuah kendaraan tidak mungkin bisa melewatinya.
Hanya sedikit jalan untuk melewatinya, di sebelah kanan dari jembatan tersebut masih utuh.
Aku bisa tau, sisa dari jembatan ini akan runtuh jika aku menginjaknya. Karena ini hanya tinggal satu tapak kaki dan cukup jauh mungkin sampai 20 meter ke depan. Aku tidak akan pelan pelan berjalan. Aku akan berlari. Untuk melewatinya.
Aku mundur sedikit untuk mengambil ancang-ancang.
"Aku bisa melewatinya "
Aku di kejutkan, Runtuh nya jalan satu, yang tiba tiba runtuh, Untung aku masih sempat berpegangan di ujung jembatan. Andai jatuh ke bawah, 100 persen aku akan mati.
Aku berusaha untuk berpegangan dengan kedua tangan, dan mendorong tubuhku ke atas. Setelah bersusah payah, aku berhasil kembali ke atas.
Aku menghela napas dengan cepat untuk menenangkan diri, setelah lolos dari maut.
" ----Itu sangat mengejutkan-- "
" ---Hampir saja--- "
" ----aku berharap memiliki kemampuan berpindah tempat---- "
Aku berdiri dan menepuk nepuk tubuh dan kaki ku membersihkan debu.
Tampak nya hari sudah sore, langit memancarkan cahaya Oren sangat indah di lihat dari tempat ku berdiri. Dan di depan sana, aku yakin pertempuran sudah menungguku.
.
.
.
.
.
.
PERTEMPUTAN DI MULAI.
bau aneh memenuhi rongga hidungku, aku tidak tau itu berasal dari mana, ini benar benar mengerikian. Aku tidak bisa membayangkan kondisi di dalam kota bawah tanah dari tempat ini akan seburuk apa, yang bisa aku lakukan, adalah mencoba membiaskan diri dengan kondisi dan lingkungan di sini, sebelum mencari aku menemukan pintu masuk kota bawah tanah yang sudah berubah menjadi dungeon.
" Tempat ini benar benar mengerikan!! "
.
.
.
.
.
Tidak berselang lama, aku di kejutkan oleh suara benturan keras yang menghancurkan dinding bangunan di belakangku, di susul kemunculan sosok monster berukuran dua kali tubuhku.
Aku bisa membayang kan aku akan langsung mati. Jika di pukul atau sejenis nya oleh mahluk ini. Aku menjerit aneh, sambil menyentuh kedua pipiku. Menyambut ayunan tangan kanan yang di arahkan kepadaku.
Untung aku cukup ahli dalam hal menghindar dari masalah. Mungkin itu salah satu hal yang bisa kau banggakan.
Aku menarik pedang yang aku dapat kan dari para goblin dan mengayunkannya ke tangan monster tersebut.
" Tidak mempan !!!!"
Tidak ada luka maupun goresan di lengan nya. Pedang ini benar benar payah. Dan juga hari yang sial.
" Apa yang harus aku lakukan. Pikirkan,,,,, amati situasi,,, dan mundur melarikan diri"
Itu yang terlintas di pikiranku.
" Hhhhhhhik " suara tercekik dan panik keluar dari mulutku, setelah aku tau monster itu mengejar ku.
Ini tidak lucu, adegan ini benar benar tidak keren.
Butuh waktu cukup lama untuk menghindar. Napasku sudah habis, keringat dingin bermunculan di wajahku, aku berlari sangat kencang sampai aku sendiri berpikir mungkin bisa mendapat kan medali olimpiade.
Aku menyandarkan punggungku di dinding. Dan menadah kan wajah ku kelangit. Aku mengalihkan wajahku lagi ke arah depan, di sana terlihat segerombolan. Mahluk mirip goblin ber warna merah dengan sayap kulit aneh, bukan bulu. Mereka juga membawa senjata
Tampaknya merekapun menyadari keberadaan ku, aku segera meninggal kan tempat itu, tentu saja mereka mengejar ku,.
" Wanita sepertiku tidak di rancang untuk berlari terus menerus!!! "
Dengan panik, Aku mencoba mempercepat lariku. Dan tersadar, mungkin mahluk itu bisa di kalahkan dengan pedang yang aku punya sekarang.
" Aku akan mencobanya !! "
Mereka terbang ke arahku, sambil menghunuskan senjata mereka, aku yang mencoba untuk bertahan hidup, tidak mau kalah.
" Aku akan menghabisi mereka semua " niat ku dalam hati.
Pertarungan tidak seimbang kembali terjadi. Kesulitan yang aku alami sekarang adalah mereka terbang ke sana kemari, menyulitkan ku untuk mengalahkan mereka.
" Lima,,,,, tidak ada enam di sini "
Aku menghitung mahluk aneh yang sedang berhadapan dengan ku sekarang.
Tampaknya aku cukup beruntung, pedang goblin yang aku miliki, cukup untuk bisa melukai mereka, peluang kemenanganku bertambah beberapa persen. Satu persatu mahluk itu berjatuhan terhempas ketanah, setelah menerima luka dariku, yang membalas serangan mereka.
Mereka tidak memiliki kemampuan tinggi dalam bertarung, tapi senjata dan jumlah mereka sangat mengkhawatirkan dan merepotkan. Dengan kemampuanku yang sekarang, ini sangat mudah.
" Tttraaannnk " suara aneh dari pedang ku yang patah. Setelah berbenturan dengan sebuah tongkat besi karatan milik salah satu dari mereka.
" Kenapa harus di saat seperti ini " teriak ku dalam hati.
Aku tidak punya pilihan lain, selain mengunakan potongan pedang di tanganku, juga kaki dan tangan. Dan mencoba merebut salah satu senjata milik mereka.
Menggunakan kaki dan tinju, untuk sekarang tidak terlalu efektif, tapi itu sudah lebih dari cukup untuk menjatuhkan mereka.
Keberuntungan ku, salah satu dari mereka yang masih bisa terbang terluka dan jatuh setelah aku melemparkan pedang yang patah ke arahnya, dan melepaskan pedangnya, tampak nya mahluk itu juga sadar bahwa ia sudah menjatuhkan pedangnya.
Aku hampir bersamaan berlari berlawanan arah, menuju pedang yang tergeletak.
Dan tampaknya aku lebih cepat untuk mendapatkan pedah yang ter geletak tersebut. Aku meluncurkan tubuhku dengan kedua lutut ku. Di susul dengan tebasa ke arah perut monster yang lari ke arahku.
Terasa empuk, seperti memotong tahu, tampaknya pedang yang aku dapatkan cukup tajam.
Aku segera berlari diri dan berbalik ke arah sisa dari mereka. Aku melihat monster yang baru saja aku tebas terpotong menjadi dua dengan isi perut dan darah yang berhamburan di tanah, sepertinya aku sudah terbiasa melihat hal seperti ini, berkat hal hal yang aku sudah lalui sampai sekarang.
Aku menguatkan genggaman kedua tangan ku di pedang yang baru aku dapatkan.
" Nah,,,, pesta di mulai.!!! ".
Komentar
Posting Komentar